1. Strategi Pembangunan
Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia sejak tahun 1945
hingga kinimengalami berbagai perkembangan sejalan dengan tingkat stabilitas
politik dankeamanan. Artinya faktor-faktor sosial politik ekonomi, perhitungan
akurat yangtidak ambisius, pengawasan yang kontinyu, pelaksanaan koordinasi dan
singkronisasiyang baik, serta pembiayaan yang memada, merupakan hal yang
sangatmempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu negara.
Salah satu kendala pada awal kemerdekaan adalah keterbatasan
datal,sehingga pemerintah belum menyusun perencanaan yang baik. Namun
pemerntahIndonesia terus berupaya memperbaiki perekonomian yang berantakan
akibatpeperangan, pemberontakan dan reformasi perpolitikan di Indonesia.
Usaha-usahatersebut mulai tercermin mulai dari pembentukan Panitia Pemikiran
Siasat Ekonomisampai disusunnya Program Pembangunan Nasional (Propenas).
a. Strategi Pertumbuhan
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama
bagi pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan
pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin melalui
proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui
tindakan koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan. Bahkan tersirat
pendapat bahwa ketimpangan atau ketidakmerataan adalah merupakan semacam
prasyarat atau kondisi yang harus terjadi guna memungkinkan terciptanya
pertumbuhan, yaitu melalui proses akumulasi modal oleh lapisan kaya. Strategi
ini disebut strategi pertumbuhan. Inti dari konsep strategi ini adalah :
-
Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya
pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar,
terarah, dan memusatkan, sehingga dapat menimbulkan sfek pertumbuhan ekonomi.
-
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah
melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect), pendistribusian
kembali.
-
Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan
persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
-
Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
b. Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan
ditekankannya penignkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
c. Strategi Ketergantungan
Teori ketergantungan muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin
pada tahun 1965 di Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang
diderita oleh negara-negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika
Latin. Yang menarik dari teori ketergantungan adalah munculnya istilah dualisme
utara-selatan, desa-kota, corepriphery yang
pada dirinya mencerminkan adanya pemikiran pembangunan yang berwawasan ruang.
Pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi
ketergantungan. Konsep ini timbul dikarenakan tidak sempurnanya strategi
pertumbuhan dan strategi pembangunan dengan pemerataan. Inti dari konsep
strategi ketergantungan adalah :
“Kemiskinan di negara–negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika
suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara
tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan
diri dari ketergantungandari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh
diantaranya adalah meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan
peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintai produk nasional.”
Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan
“. . . . .teori ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya
telah menjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk
membangun masyarakat sendiri (selfdevelopment). Sebab selalu akan gampang
sekali bagi kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang memeras,
sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri
dibiarkan saja . . . . . “ ( Kothari dalam Ismid Hadad, 1980 ).
d. Strategi yang Berwawasan Ruang
Pada argumentasi Myrdall dan Hirschman terdapat dua istilah yaitu “back-wash
effects” dan “spread effects” .
“Back-wash Effects” adalah kurang maju dan kurang mampunya daerah-daerah miskin untuk
membangun dengan cepat disebutkan pula oleh terdapatnya beberapa keadaan yang
disebut Myrdall.
“spread effects” (pengaruh menyebar), tetapi pada umumnya spread-effects yang
terjadi adalh jauh lebiih lemah dari back-wash effectsnya sehingga
secara keseluruhan pembangunan daerah yang lebih kaya akan memperlambat jalnnya
pembangunan di daerah miskin.
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah bahwa Myrdall tidak
percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai,
sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai
dalam jangka panjang.
e. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran strategi ini adalah
menaggulangi kemiskinan secara masal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan
oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan dikeluarkannya
dokumen: Employment,
Growth, and Basic Needs : A One World Problem. ILO dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak mungkin
dapat dipengaruhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang bersumber
pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan pada
penciptaan lapangan kerja, peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok dan
sejenisnya.
2. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Strategi
Pembangunan
Pada prinsipnya,
pemilihan strategi apa yang akan digunakan dalam proses pembangunan sangat
dipengaruhi oleh pertanyaan “Apa tujuan yang hendak dicapai?”
Jika tujuan yang
hendak dicapai adalah menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi
ketergantungan-lah yang mungkin akan dicapai. Jika tujuan yang ingin dicapai
adalah pemerataan pembangunan, maka strategi yang berwawasan ruang-lah yang
akan dipergunakan.
Perkembangan Ekonomi
suatu negara dapat dilihat dari perubahan-perubahan di dalam stabilitas atau
keseimbangannyan kapasitas perekonomian dalam jangka waktu yang lama. Ada
beberapa karakteristik perkembangan ekonomi modern yang
ditinjau dari interrelasi, yaitu:
-
Tingginya tingkat pengeluaran perkapita dengan meningkatnya produktifitas
tenaga kerja yang cepat
-
Tingginya tingkat penghasilan perkapita yang dapat mengubah tingginya
tingkat konsumsi perkapita
-
Teknologi yang maju guna merubah structural skala produk dan karakteristik
unit usaha ekonomi yang dicapai.
3. Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Sebelum orde baru
strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah diarahkan pada usaha
pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pada kenyataannya nampak
adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan politik dan
kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal
orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan pada tindakan
pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama usaha untuk
menekan laju inflasi yang sangat tinggi (hyper inflasi).
Dari keterangan
pemerintah yang ada, dapat sedikit disimpulkan bahwa strategi pembangunan di
Indonesia tidak mengenal perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain
strategi pemerataan pembangunan, Indonesia tidak mengesampingkan strategi
pertumbuhan dan strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya
wilayah Indonesia dengan berbagai wilayah pembangunan I, II, III dan
seterusnya).
Strategi-strategi
tersebut kemudian dipertegas dengan ditetapkannya sasaran-sasaran dan titik
berat setiap Repelita, yakni :
REPELITA I
|
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan
industri yang mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi
tahap selanjutnya.
|
REPELITA II
|
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan
meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
|
REPELITA III
|
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
|
REPELITA IV
|
Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk
melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan
yang akan terus dikembangkan dalam Repelita-Repelita selanjutnya meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
|
4. Perencanaan Pembangunan
Perencanaan
pembangunan sendiri adalah upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang
terjadi yang bersifat akumulatif, atau sebagai peran arahan bagi proses
pembangunan untuk berjalan menuju tujuan yang ingin dicapai sebagai tolak ukur
keberhasilan proses pembangunan.
Ciri perencanaan pembangunan :
Berisi upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi :
-
Meningkatnya pendapatan perkapita
-
Merubah struktur ekonomi
-
Meningkatnya kesempatan kerja bagi masyarakat
-
Pemerataan pembangunan
-
Apapun definisi perencanaan pembangunan, menurut Bintoro
Tjikroamijojo.
a. Manfaat Perencanaan Pembangunan
-
Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
-
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal
dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai
potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai
hambatan-hambatan dan risiko-risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan
mengusahakan supaya ketidak pastian dapat dibatasi seminim mungkin.
-
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang
cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik.
-
Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih
urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan
usahanya.
-
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur untuk mengadakan
suatu pengawasan dan evaluasi.
-
Penggunaan dan aloksi sumber-sumber pembangunan yang terbatas adanya secara
lebih efisien dan efektif. Diusahakan dihindarinya keborosan-keborosan. Suatu
usaha untuk mencapai output/hasil secara maksimal daripada sumber-sumber yang
tersedia.
-
Dengan perencanaan, perkembangan ekonomi yang mantap atau pertumbuhan
ekonomi yang terus-menerus dapat ditingkatkan.
-
Dengan perencanaan dapat dicapai stabilitas ekonomi, menghadapi siklis
konjungtur.
-
Adapun rumusan tujuan kebijakan pembangunan dan target yang lebih spesifik
untuk tujuan pembangunan yaitu:
a)
Pembanguna sumber daya insani merupakan tujuan pertama kali dari kebijakan
pembangunan.
b)
Perluasan produksi yang bermanfaat.
c)
Perbaikan kualitas hidup dengan memberikan
prioritas pada 3 hal yakni terciptanya lapangan kerja, sistem keamanan yang
luas dan pembagian kekayaan dan pendapatan yang merata.
d)
Pembanguana yang seimbang yakni harmonisasi
antar daerah berbeda dalam satu Negara dan antar sektor ekonomi.
e)
Teknologi baru yakni berkembangnya teknologi
tepat guna yang sesuai kondisi dan aspirasi negara.
f)
Berkurangnya ketergantungan pada dunia luar
dan dengan semakin menyatunya kerjasama yang solid dalam Negara.
b. Periode Perencanaan Pembangunan
Dalam sejarah perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia
dibagi dalam beberapa periode, yakni :
Periode sebelum Orde baru, dibagi dalam :
a)
Periode 1945 – 1950
b)
Periode 1951 – 1955
c)
Periode 1956 – 1960
d)
Periode 1961 – 1965
Sebelum Perang Dunia II para
ilmuwan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi, karena faktor-faktor sbb :
a)
Masih banyak negara sebagai negara
jajahan
b)
Kurang adanya usaha dari tokoh masyarakat untuk membahas
pembangunan ekonomi. Lebih mementingkan usaha untuk meraih
kemerdekaan dari penjajah.
c)
Para pakar ekonomi
lebih banyak menganalisis kegagalan ekonomi dan tingginya tingkat
pengangguran (depresi berat).
Pasca Perang Dunia II (Th. 1942)
Banyak
negara memperoleh kemerdekaan (India, Pakistan, Phillipina, Korea &
Indonesia), perhatian terhadap pembangunan ekonomi mulai berkembang disebabkan
oleh :
a) Negara
jajahan yang memperoleh kemerdekaan
b) Berkembangnya
cita-cita negara yang baru merdeka untuk mengejar ketertinggalannya di bidang
ekonomi.
c) Adanya
keinginan dari negara maju untuk membantu negara berkembang dalam
mempercepat
Periode setelah Orde baru, dibagi
dalam :
a)
Periode 1966 s/d 1958, Periode
Stabilisasi dan Rehabilitasi
b)
Periode Repelita
I : 1969/70 – 1973/74
c)
Periode Repelita
II : 1974/75 – 1978/79
d)
Periode Repelita
III : 1979/80 – 1983/84
e)
Periode Repelita
IV : 1984/85 – 1988/89
f)
Periode Repelita
V : 1989/90 – 1993/94
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar